Kamis, 20 Maret 2014

Marsa Gowes Community (MGC) Go to Tegalwaton-Senjoyo

Agenda MGC pada hari Minggu 1 Desember 2013 setelah Pasar Suruh adalah Tegalwaton dan Senjoyo. Rute yang ditempuh ke Tegalwaton dan Senjoyo adalah Pasar Suruh menuju arah kota Salatiga, dan di pertigaan Karanglo belok kanang ke arah alternatif Tengaran. 
Tegalwaton dipilih menjadi tujuan rute MGC, karena di desa yang masih asri ini terdapat pacuan kuda bertaraf nasional. Tegalwaton telah berpengalaman menyelenggarakan berbagai event tingkat nasionla, seperti Porprov 2013, Kejurnas Pacuan Kuda PORDASI ke 47 seri II tahun 2013 dilaksanakan pada hari minggu tanggal 15 September 2013. Kejurnas Pacuan Kuda tahun ini menjadi pusat perhatian bagi penggemar olahraga Pacuan kuda (balap kuda) di seluruh Indonesia. Cabang olahraga yang berada di bawah naungan PORDASI ( Persatuan Olahraga Berkuda seluruh Indonesia) ini untuk pertama kalinya dilaksanakan di  Desa Tegalwaton Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dan mendapat sambutan yang luar biasa sekali dari masyarakat di Desa Tegalwaton  dan para penggemar olahraga berkuda di Jawa tengah pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
http://www.semarangkab.go.id/

Tegalwaton kini disebut Kampung Cowboy, yang muncul sejak tahun 1965 silam berkat ide brilian MbahPriyo panggilan akrab Supriyono,  karena dia melihat banyak potensi di kampung ini yang belum tergarap, di mana desa kecil ini warganya memiliki 250 kuda. Sementara itu seiring dengan perkembangan Kampung Cowboy tersebut, kesejahteraan warga ikut terangkat karena banyak bermunculan warung makan dan usaha jasa lainnya. Tidak ketinggalan pula sekolah berkuda di Tegalwaton bernama Arrowhead. Potensi desa Tegalwaton memang luar biasa untuk memelihara  kuda pacu dan untuk wisata serta  latihan calon atlet. Bahkan Kampung Cowboy di Jateng ini kemungkinan adalah satu-satunya hanya Kampung Cowboy.
Saat hari Sabtu dan Minggu serta hari libur, banyak pengunjung yang berwisata di Tegalwaton. wisatawan dari luar kota itu sangat menyukai naik kuda pacu dan kuda poni. Sehingga menjadikan keberadaan desa Tegalwaton semakin terkenal Dengan aura Kampung Cowboynya.
sumber:http://tolegalton.blogspot.com/

pacuan kuda Tegalwaton (tribunnews.com)

pacuan kuda Tegalwaton (tribunnews.com)

perjalanan panjang akhirnya MGC samapi tujuan di Tegalwaton

Anggota Marsa Gowes Community sampai di arena pacuan kuda



Arena pacuan kuda Tegalwaton sepi ketika tidak digunakan

Ketua Marsa Gowes Community (MGC), Fajar Rusady dengan banckround arena pacuan kuda

Anggota Marsa Gowes Community (MGC) singgah di Arrowhead Park

Peternakan kuda Arrowhead, menampung puluhan kuda pacuan

maket di Arrowhead

Ari Jiteng bersama kuda pacuan di Arrowhead

Fajar Rusady bersama kuda pacuan di Arrowhead

Kuda pacuan yang saya lupa namanya, hehehe

Berada di wilayah kabupaten Semarang Tepatnya di Desa Tegalwaton Kabupaten Semarang, tapi banyak juga masyarakat kota Salatiga yang memanfaatkan Air Senjoyo. Bening, dan segar langsung nampak ketika melihat pemandian di kolam utama ini. Air dai Senjoyo merupakan nyawa bagi ribuan warga kota Salatiga, betapa tidak warga Salatiga mendapat akses air PDAM yang sumbernya diambil dari mata air ini. Pemandian Senjoyo sangat terkenal di daerah salatiga dan sekitarnya karena tempatnya masih perawan, alami ,adem dan bagi para angota pramuka juga di siapkan Bumi perkemahan dengan pemandangan alam dan sumber air yang cukup.Pemandangan Senjoyo sangat asri dan rindang, banyak pepohonan bongsor, tinggi menjulang mencengkeram langit, yang diperkirakan berusia ratusan tahun. Tiap hari, ratusan warga sekitar maupun warga dari luar Senjoyo memenfaatkan air ini untuk mandi, sedot air, maupun kungkum pada acara ritual tertentu. Ritual biasanya pada amlam Selasa Kliwon, Jumat Kliwon maupaun malam tanggal 1 Suro. Saat akhir pekan atau malam tanggal 1 Suro pengunjung membludak hingga pakiran penuh tidak mampu menampung pengunjung. Hal ini dimanfaatkan warga sekitar untuk menuai rejeki berupa menjadi petugas parkir maupun menjajakan makanan kecil maupun hidangan makan siang.

pemandian Senjoyo

Seorang anak bermain di Pemandian Senjoyo

pohon berusia ratusan tahun menghiasi pemandian

Bak kontrol PDAM Salatiga

warga sekitar memanfaatkan Senjoyo untuk mencuci baju


 Sendang Senjoyo yang di yakini mempunyai seribu kisah sejarah yang terletak di wilayah kabupaten Semarang Tepatnya di Desa Tegalwaton Kabupaten Semarang seringkali di jadikan tempat semedi dan lelaku oleh para praktisi spiritual,selain Pemandagan sangat alami, ditambah ikan yang berkeliaran bebas terlihat jelas,senjoyo dikenal sebagai sendang panguripan yang mempunyai petuah dan banyak aura positif di kawasan ini,maka itu tempat ini sering di kunjungi oleh pelaku praktisi spiritual dari berbagai daerah bahkan berbagai propinsi.
Selain tempat ini nan idah disini juga masih banyak di jumpai Berbagai situs bebabatuan berelief peninggalan kuno,Konon Pemandian Senjoyo ini digunakan oleh para Raja Raja.
Selain itu di tempat ini terdapat patung yang di kanan kirinya ada tempat pembakaran dupa. Juru kunci Sendang Senjoyo, Mbah Jasmin (82) mengatakan banyak juga orang yang melakukan larung untuk membersihkan diri jasmani dan rohani di Sendang itu.
Mbah Jasmin yang merupakan generasi ketiga penjaga Sendang Senjoyo menuturkan, menurut legenda, Mas Karebet atau Joko Tingkir pernah bertapa kungkum di Senjoyo. Kelak di kemudian hari, Joko Tingkir berkedudukan sebagai penguasa Kesultanan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo.
Ada riwayatnya mengapa Senjoyo menjadi tempat kungkum. Konon, menurut legenda, Mas Karebet atau Joko Tingkir pernah bertapa kungkum di Senjoyo. Kelak di kemudian hari, Joko Tingkir berkedudukan sebagai penguasa Kesultanan Pajang dengan gelar Sultan Hadiwijoyo.
Legenda Senjoyo dengan Mas Karebet-nya itu masih populer di tengah masyarakat sampai saat ini. Konon, katanya, air sendang yang biasanya tenang tiba-tiba menyembur deras. Jika dibiarkan, bisa terjadi banjir.
Bujangan dari Desa Tingkir itu cepat memotong rambutnya untuk menyumbat mata air yang menggila. Konon rambut gondrong Joko Tingkir menjadi penyaring mata air sendang hingga air mengucur bening sampai hari ini

sumber: http://negoroalus.blogspot.com/
Widodo dan Elan JM didepan kolam yang biasa digunakan sebagai kolam ritual kungkum


Fajar Rusady dan Elan JM didepan kolam yang biasa digunakan sebagai kolam ritual kungkum

Anggota MGC, Widodo melintasi warga yang sedang mencuci

Tidak ada komentar:

Posting Komentar