Menjelang Lebaran 1434 H, Gemas Masjid Baitul Rahman Margosari .mengadakan acara takbir keliling, yang diselenggarakan pada malam takbiran. Acara Takbir keliling diwarnai dengan atraksi drumblek anak-anak PAUD TPQ menambah semarak malam takbiran.
Senin, 30 September 2013
Senin, 02 September 2013
PEMUDA Sebagai Agen Perubahan
Sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum agama Islam muncul di muka bumi,
para nabi dan rasul telah diutus untuk menyampaikan wahyu Alloh SWT dan
syari'at-Nya kepada umat manusia. Para rasul itu adalah orang-orang
terpilih dari kalangan pemuda. Di antara mereka ada yang diberi
kemampuan luar biasa dalam berargumen dan berdebat, sebelum usianya
genap delapan belas tahun.
Nabi Ibrahim a.s., misalnya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an, adalah pemuda yang sering berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan kepada patung-patung yang tidak dapat bicara, memberi manfaat dan mudharat (QS Al-Anbiya:60-67). Kita juga ingat kisah Ashabul Kahfi - yang tergolong pengikut Nabi Isa a.s. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali agama nenek moyang mereka, menolak menyembah selain Alloh SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam Al-Qur'an surat Al Kahfi ayat 9-26, yang di antaranya :
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo'a : 'Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)'." (Q.S. Al-Kahfi : 10)
Nabi Ibrahim a.s., misalnya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an, adalah pemuda yang sering berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan kepada patung-patung yang tidak dapat bicara, memberi manfaat dan mudharat (QS Al-Anbiya:60-67). Kita juga ingat kisah Ashabul Kahfi - yang tergolong pengikut Nabi Isa a.s. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali agama nenek moyang mereka, menolak menyembah selain Alloh SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam Al-Qur'an surat Al Kahfi ayat 9-26, yang di antaranya :
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo'a : 'Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)'." (Q.S. Al-Kahfi : 10)
"Kami ceritakan
kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka
itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang
Pencipta), dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk". (Q.S. Al-Kahfi : 13)
Sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum agama Islam muncul di muka bumi, para nabi dan rasul telah diutus untuk menyampaikan wahyu Alloh SWT dan syari'at-Nya kepada umat manusia. Para rasul itu adalah orang-orang terpilih dari kalangan pemuda. Di antara mereka ada yang diberi kemampuan luar biasa dalam berargumen dan berdebat, sebelum usianya genap delapan belas tahun.
Nabi Ibrahim a.s., misalnya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an, adalah pemuda yang sering berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan kepada patung-patung yang tidak dapat bicara, memberi manfaat dan mudharat (QS Al-Anbiya:60-67). Kita juga ingat kisah Ashabul Kahfi - yang tergolong pengikut Nabi Isa a.s. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali agama nenek moyang mereka, menolak menyembah selain Alloh SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam Al-Qur'an surat Al Kahfi ayat 9-26, yang di antaranya :
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo'a : 'Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)'." (Q.S. Al-Kahfi : 10)
"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk". (Q.S. Al-Kahfi : 13)
Potensi Besar Pemuda-Mahasiswa dalam Kehidupan Masyarakat
Demikian keadaan dan peran golongan pemuda. Kiprah mereka telah terukir indah dalam tinta emas sejarah. Mereka merupakan tonggak dan potensi besar suatu kehidupan. Terlebih kelompok pemuda seperti mahasiswa; karena, selain diharapkan oleh umat, peranan mereka pun sangat didambakan oleh kelompok masarakat lainnya sebagai pionir perubahan ke arah yang lebih baik. Posisi mereka sebagai "mahasiswa" memang menjadi peluang bagi mereka untuk mengembangkan potensi sebesar-besarnya. Tidak heran jika perubahan sosial politik diberbagai belahan dunia dipelopori oleh gerakan pemuda-mahasiswa. Sebagian sahabat yang menyertai Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam - yang akhirnya berhasil menguasai lebih dari dua pertiga belahan bumi - adalah para pemuda yang menjadi murid (mahasiswa) Rasulullah SAW.
Secara fitra, masa muda merupakan jenjang kahidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda-mahasiswa memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa. Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di mata umat dan masyarakat umumnya, mereka adalah agen perubahan (agent of change) jika masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini.
Namun, potensi tinggallah potensi. Ibarat pedang yang sangat tajam; ketajamannya tidak menjadi penentu bermanfaat-tidaknya pedang tersebut. Orang yang menggenggam pedang itu-lah yang menentukannya. Pedang yang tajam terkadang digunakan untuk menumpas kebaikan dan mengibarkan kemaksiatan, jika dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sebaliknya, jika berada di tangan orang yang bertanggung jawab, ketajaman pedang itu akan membawa manfaat. Demikian juga dengan potensi mahasiswa. Potensi yang begitu hebat itu bisa dipergunakan untuk menjunjung tinggi kebaikan, bisa juga untuk memperkokoh kejahatan dan kedurjanaan. Itulah sebabnya, begitu banyak contoh pemuda-mahasiswa yang berjasa menjadi pilar penentu kemajuan suatu peradaban, tetapi tidak sedikit di antara mereka yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi peradaban, dan menghancurkan kemuliaan suatu tatanan kehidupan.
Jadi, potensi yang dimiliki oleh pemuda-mahasiswa haruslah diarahkan untuk menyokong dan mempropagandakan nilai-nilai kebaikan. Seorang mahasiswa muslim tentunya akan berada di garis depan untuk membela, memperjuangkan, dan mendakwahkan nilai-nilai Islam. Seorang mahasiswa muslim tidak layak hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran umat yang sangat memprihatinkan ini. Seorang mahasiswa muslim jangan sampai menjadi penghalang kemajuan Islam dan perjuangan kaum muslimin. Na'udzubillah.
sumber:
http://www.percikaniman.org/category/artikel-islam/pemuda-sebagai-agen-perubahan
Sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum agama Islam muncul di muka bumi, para nabi dan rasul telah diutus untuk menyampaikan wahyu Alloh SWT dan syari'at-Nya kepada umat manusia. Para rasul itu adalah orang-orang terpilih dari kalangan pemuda. Di antara mereka ada yang diberi kemampuan luar biasa dalam berargumen dan berdebat, sebelum usianya genap delapan belas tahun.
Nabi Ibrahim a.s., misalnya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an, adalah pemuda yang sering berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan kepada patung-patung yang tidak dapat bicara, memberi manfaat dan mudharat (QS Al-Anbiya:60-67). Kita juga ingat kisah Ashabul Kahfi - yang tergolong pengikut Nabi Isa a.s. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali agama nenek moyang mereka, menolak menyembah selain Alloh SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam Al-Qur'an surat Al Kahfi ayat 9-26, yang di antaranya :
"(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo'a : 'Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)'." (Q.S. Al-Kahfi : 10)
"Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk". (Q.S. Al-Kahfi : 13)
Potensi Besar Pemuda-Mahasiswa dalam Kehidupan Masyarakat
Demikian keadaan dan peran golongan pemuda. Kiprah mereka telah terukir indah dalam tinta emas sejarah. Mereka merupakan tonggak dan potensi besar suatu kehidupan. Terlebih kelompok pemuda seperti mahasiswa; karena, selain diharapkan oleh umat, peranan mereka pun sangat didambakan oleh kelompok masarakat lainnya sebagai pionir perubahan ke arah yang lebih baik. Posisi mereka sebagai "mahasiswa" memang menjadi peluang bagi mereka untuk mengembangkan potensi sebesar-besarnya. Tidak heran jika perubahan sosial politik diberbagai belahan dunia dipelopori oleh gerakan pemuda-mahasiswa. Sebagian sahabat yang menyertai Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam - yang akhirnya berhasil menguasai lebih dari dua pertiga belahan bumi - adalah para pemuda yang menjadi murid (mahasiswa) Rasulullah SAW.
Secara fitra, masa muda merupakan jenjang kahidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda-mahasiswa memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda mahasiswa. Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di mata umat dan masyarakat umumnya, mereka adalah agen perubahan (agent of change) jika masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda dan mahasiswa sekarang ini.
Namun, potensi tinggallah potensi. Ibarat pedang yang sangat tajam; ketajamannya tidak menjadi penentu bermanfaat-tidaknya pedang tersebut. Orang yang menggenggam pedang itu-lah yang menentukannya. Pedang yang tajam terkadang digunakan untuk menumpas kebaikan dan mengibarkan kemaksiatan, jika dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sebaliknya, jika berada di tangan orang yang bertanggung jawab, ketajaman pedang itu akan membawa manfaat. Demikian juga dengan potensi mahasiswa. Potensi yang begitu hebat itu bisa dipergunakan untuk menjunjung tinggi kebaikan, bisa juga untuk memperkokoh kejahatan dan kedurjanaan. Itulah sebabnya, begitu banyak contoh pemuda-mahasiswa yang berjasa menjadi pilar penentu kemajuan suatu peradaban, tetapi tidak sedikit di antara mereka yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi peradaban, dan menghancurkan kemuliaan suatu tatanan kehidupan.
Jadi, potensi yang dimiliki oleh pemuda-mahasiswa haruslah diarahkan untuk menyokong dan mempropagandakan nilai-nilai kebaikan. Seorang mahasiswa muslim tentunya akan berada di garis depan untuk membela, memperjuangkan, dan mendakwahkan nilai-nilai Islam. Seorang mahasiswa muslim tidak layak hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran umat yang sangat memprihatinkan ini. Seorang mahasiswa muslim jangan sampai menjadi penghalang kemajuan Islam dan perjuangan kaum muslimin. Na'udzubillah.
sumber:
http://www.percikaniman.org/category/artikel-islam/pemuda-sebagai-agen-perubahan
Halal bi Halal Keluarga Besar Masjid Baitul Rahman Margosari
seusai Lebaran 1434 H Ta'mir Masjid Baitul Rahman Margosari beserta Gemas Masjid Baitul Rahman Margosari .mengadakan acara Halal bi Halal Keluarga Besar Masjid Baitul Rahman Margosaridi Gedung Islamic Center lantai II. Adapaun acara diselenggarakan hari sabtu tanggal 1 September 2013, mulai pukul 14.00-18.00
Acara diisi dengan tarian islami, puisi islami, penjabaran program kerja Ta'mir, penjabaran program kerja Gemas serta ditutup dengan do'a yang dipimpin oleh Ketua Ta'mir
Shodaqoh Al Qur'an
Gemas Baitul Rahman Margosari mengadakan acara Shodaqoh Al Qur'an yang
diselenggarakan pada Bulan Ramadhan di Gedung Islamic
Center Margosari
Pengumpulan Al Qur'an selanjutnya didistribusikan kepada sekolah/yayasan yang membutuhkan
Alhamdulillah selama bulan ramadhan, terkumpoul lebih dari 40 buah Al Qur'an yang telah didistribusikan
Pengumpulan Al Qur'an selanjutnya didistribusikan kepada sekolah/yayasan yang membutuhkan
Alhamdulillah selama bulan ramadhan, terkumpoul lebih dari 40 buah Al Qur'an yang telah didistribusikan
Zakat Fitrah
Ta'mir Masjid Baitul Rahman Margosari rutin mengadakan kegiatan Zakat Fitrah yang dilaksanakan 4 hari menjelang Hari Raya Idul Fitri. Kegiatan tersebut dimaksudkan selain menunaikan amalan ramadhan dan amalan islam, juga ditujukan untuk mempererat, memdekatkan jarak dari kaum yang mampu dan kaum fakir miskin. Berikut adalah tata cara dan pola pelaksanaan dari program zakat fitrah di masjid baiturrahman salatiga
Amil menerima mustahiq yang akan membayar zakat |
Amil mendistribusikan Zakat Fitrah |
Ta'mir bersama Amil mendata warga Margosari yang layak mendapatkan
zakat, serta pembagian zakat dilaksanakan H-1 menjela ng Hari Raya Idul
Fitri.
Pendataan kaum Fakir miskin |
Pendataan kaum fakir miskin |
Demikian laporan dan penjelasan mengenai program zakat fitrah yang dilaksanakan di masjid baiturrahman salatiga. Kritik dan saran sangat membantu kami dalam berintrospeksi diri, wallahualam bisshowab, wassalam
Tadarus Gaul Season II
Gemas Baitul Rahman Margosari mengadakan acara Tadarus Gaul yang
diselenggarakan pada hari Minggu selama Bulan Ramadhan di Gedung Islamic
Center Margosari
Pada Tadarus Gaul Season II dengan Tema "Membangun Keluarga Islami di Era Digital", Gemas mengundang pembicara Ibu. Septi Peni Wulandari, Owner Jarimatika,School of Life Lebah Putih, serta pengajar Komunitas Ibu Profesional
Pada Tadarus Gaul Season II dengan Tema "Membangun Keluarga Islami di Era Digital", Gemas mengundang pembicara Ibu. Septi Peni Wulandari, Owner Jarimatika,School of Life Lebah Putih, serta pengajar Komunitas Ibu Profesional
Ketua Gemas Baitul Rahman Margosari, Ferri Rusady menyampaikan sambutan pada pembukaan acara Tadarus Gaul
Septi Peni Wulandari, Owner Jarimatika,School of Life Lebah Putih, menyampaikan materi pada pembukaan acara Tadarus Gaul
MC acara Tadarus Gaul, Aulia Ismail dan Ara Kusuma memandu acara dengan atraktif dan bersemangat
Tadarus Gaul Season I
Gemas Baitul Rahman Margosari mengadakan acara Tadarus Gaul yang diselenggarakan pada hari Minggu selama Bulan Ramadhan di Gedung Islamic Center Margosari
Pada Tadarus Gaul Season I dengan Tema "Menjadi Pemuda Muslim Kreatif Berwirausaha", Gemas mengundang pembicara Bp. Machasin, pemilik Percetakan Putra Karya, Soto Bu Anik, dan Perum Griyapatra
Pada Tadarus Gaul Season I dengan Tema "Menjadi Pemuda Muslim Kreatif Berwirausaha", Gemas mengundang pembicara Bp. Machasin, pemilik Percetakan Putra Karya, Soto Bu Anik, dan Perum Griyapatra
Langganan:
Postingan (Atom)